Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SEVENTH STRING SONORITY Indonesian Fingerstyle Album Compilation 2015 Project Independent Fingerstyle Indonesia

Seventh String
Seventh String
Hai, teman Chordsmain. Ada informasi terbaru dari Facebook Page-nya Seventh String tentang SEVENTH STRING SONORITY Indonesian Fingerstyle Album Compilation 2015 Project Independent Fingerstyle Indonesia.

Seventh String adalah project independent yang bergerak pada bidang seni panggung musik dan juga produksi musik khususnya pada bidang seni Fingerstyle. 

Project pertama dari Seventh String adalah Seventh String Sonority, sebuah album kompilasi solo fingerstyle pertama di Indonesia yang akan segera diluncurkan di peredaran musik Indonesia, memperkenalkan para pemain fingerstyle muda dari beberapa belahan wilayah Indonesia. Mengangkat tema Sonority, Seventh String mempunyai misi memperkenalkan sebuah nilai kemerduan baru dari permainan gitar solo di industri musik indonesia.

Seperti pada posting di time line-nya, pengambilan nama Seveth String diambil dari:

Seventh String atau dawai ketujuh, sebuah dawai yang tak kasatmata. Seorang pemain fingerstyle akan menemukan 'dawai ketujuh' pada gitar normal, sebagai cermin dari kreativitas yang dimilikinya dalam bidang fingerstyle. Bukan sekedar merdu, apa yang kami capai menceritakan nilai yang sakral dari energi suara yang dihasilkan oleh alat musik bernama gitar.

Indonesian Fingerstyle
Indonesian Fingerstyle

Di Page Facebooknya, Seventh String ini dicreate oleh para musisi Fingerstyle Gitar Indonesia yaitu Stephanus SixtusHaaraKevi NikolassIndonesian Fingerstyle Guitar Community. Buat teman-teman yang bergabung di group facebooknya IFGC, pasti sudah tidak asing lagi dengan mereka para sesepuh fingerstyle di IFGC. Untuk informasi terupdate dari project Sevent String ini, teman-teman silahkan Like atau Folow di Facebook Page Seventh String dan Instagram Seventh String

Seventh String Instagram
Seventh String Instagram

Dari Instagramnya, teman-teman bisa lihat project ini dinamakan SEVENTH STRING SONORITY Indonesian Fingerstyle Album Compilation 2015. Bagi teman-teman pemain dan penikmat fingerstyle tentunya project kompilasi lagu-lagu dalam gitar fingerstyle yang dimainkan oleh musisi fingerstyle Indonesia akan sangat berharga sekali sebagi referensi. Dan mungkin bisa menjadi inspirasi bagi para pemain gitar fingerstyle pemula. Mudah-mudahan project-project seperti ini akan banyak tumbuh di Indonesia dan bisa memotivasi pemain gitar lainnya.

Sambil menunggu perkembangan project ini, teman-teman bisa lihat dan subcribe video-video mereka di chanel Youtubenya, Haara, Kevin Nikolass, Stephanus kita bisa lihat beberapa komposisi yang mereka buat ataupun fingerstyle covernya.









Informasi SEVENTH STRING SONORITY Indonesian Fingerstyle Album Compilation 2015 Project Independent Fingerstyle Indonesia ini akan diupdate terus, sambil penunggu perkembangan terbarunya. Sekali lagi jangan lupa silahkan teman-teman Like dan Folow Facebook dan Instagramnya.

Update  6 Maret 2015

Informasi dari Kevin Nikolas, Seventh String akan mengumumkan player yang tergabung dalam album Seventh String Sonority dengan perlahan, like fanpage & follow instagram-nya ( seventh.string ) untuk info paling up to date.

LUHUNG SWANTARA

Luhung Swantara Seventh String Fingerstyle
Luhung Swantara - Seventh String Fingerstyle

Seorang pemuda kelahiran kota Malang ini.. sangat gemar bermain gitar sejak usianya masih sangat muda. mengawali dunia musiknya dengan belajar gitar secara otodidak dan mengamen di lingkungan rumah warga. Di masa-masa kelas 3 SMP nya ia mulai mencoba berpartisipasi dalam festival-festival musik sebagai seorang gitaris di sebuah band. Suatu hari iya tertarik untuk belajar gitar klasik , namun berhenti sampai di grade 2 karena harus pindah ke jogja. Pada akhir 2012 iya kembali menumbuhkan rasa cintanya kepada gitar dan memulai ketekunanya kembali dalam bermain gitar, ia mulai mencoba bermain gitar dengan gaya yang lebih bebas dalam hal tehnik . Memadukan unsur ritmis permainan chord, slap, dan perkusi pada gitar klasik yang di milikinya. Disini lah kehidupannya di dunia seni fingerstyle di mulai. Ia pun memulai karirnya dengan membawakan aransemen lagu-lagu populer dan memasukan unsur permainan strumming dan juga perkusi pada aransemen tersebut untuk di bawakan secara live dalam kegiatan sehari-hari nya sebagai Street Performer. Tidak hanya mengaransemen, ia juga memulai mengkomposisi karyanya sendiri untuk di kenalkan kepada masyrakat, beberapa komposisinya menganut unsur perkusi jawa di dalamnya. Saat ini ia juga bermain dalam sebuah grup musik duo bernama "Circus Duo" , yang memadukan permainan perkusif fingerstyle dengan melody dan iringan Cello.



AGI AGUSTIAN

Agi Agustian Seventh Strings Fingerstyle
Agi Agustian - Seventh Strings Fingerstyle

Awal kecintaan pemuda kelahiran Cirebon ini pada musik di mulai sejak kelas 4 SD, saat itu instrument yang pertama ia pelajari adalah Drum, dan di saat yang bersamaan ia juga tergabung dalam sebuah kelompok Drum Band. Seiring berjalannya waktu perlahan ia pun mulai tertarik untuk mempelajari instrument lainnya seperti Bass, Gitar, dan beberapa alat musik tradisional Jawa Barat (Suling, Angklung, dan Gamelan). Di tahun 2010 ia pindah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan di kota pelajar tersebut. Di Kota inilah kemampuannya bergitar mulai lebih terasah dan awal kisahnya di dunia seni fingerstyle di mulai.
Berawal dari mencoba bergabung di sebuah grup komunitas yang bernama Indonesian Fingerstyle Guitar Community (IFGC) di jejaring sosial facebook, ia berinisiatif untuk mengumpulkan orang-orang yang berminat pada fingerstyle untuk mendirikan Subregion IFGC di Yogyakarta. Tidak hanya ilmu fingerstyle yang ia dapatkan dari saling berbagi di IFGC, kesempatan untuk memulai pengalaman perform pun mulai ia dapat sejak saat itu. Hingga di tahun 2014 ia dipercaya untuk menjadi opening konser Sungha Jung di Yogyakarta.



Update 18 Maret 2015



Alif Amigo - Seventh Strings Fingerstyle
Alif Amigo - Seventh Strings Fingerstyle

Mengawali belajar gitar secara otodidak dari satu tongkrongan ke tongkrongan lainnya sejak duduk di kelas 6 SD hingga lulus SMA , di masa-masa ini ia sering bermain di sebuah band yang bergenre Metal. Suatu hari ia mendapat tawaran untuk memulai kehidupan baru di provinsi Banten, disitulah perkenalannya dengan permainan gitar fingerstyle di mulai tanpa di sengaja. Karena sering bepergian ke Ibu kota untuk urusan pekerjaan, ia mulai di pertemukan dengan seseorang yang bermain gitar klasik.
Di awal tahun 2012 oleh takdir ia di pertemukan dengan seorang tourist asal Spanyol yang sedang berlibur di Jakarta. Pertemuan tersebut berdampak besar terhadap jalannya di dunia musik, ia mulai mengenal seni traditional dari Spanyol Selatan yang bernama ‪#‎Flamenco‬ dari pertemuan itu. Seiring perjalanan waktu ia mulai mempelajari tentang Flamenco dengan lebih mendalam.
Pada pertengahan tahun 2013 ia di pertemukan dengan komunitas IFGC saat kembali ke kota kelahirannya, Bandung pada masa tersebut ia di pertemukan kembali dengan seorang expatriate asal negeri matador yang memiliki ketertarikan dengan musik flamenco, dan akhirnya mereka memutuskan untuk bermain musik bersama dengan format instrument gitar dan violin. Sampai saat ini mereka masih trus bermain musik bersama, dan sering mengisi gig di sekitaran Jakarta. Format terakhir dari kelompok musik ini adalah penambahan instrumen bass dan perkusi untuk saat ini. Namun di Seventh String Sonority, kali ini alif akan beraksi sendiri dalam komposisi "flamenco" nya.

Video Alif - Farruca - Sabicas Cover (Flamenco Fingerstyle)






Update 22 Maret 2015

ANDRI GUITARA


Awal dunia pergitarannya di mulai pada sekitar tahun 2001 saat ia masih smp, ketika ia melihat sebuah gitar akustik yang di bawa sang Ayah dari tempat kerja tergeletak di rumah. Seperti panggilan hati, tanpa alasan tertentu, Ia mulai belajar secara otodidak. Tak lama setelah memulai belajar gitar secara otodidak, ia mendapat bimbingan dari paman-pamannya yang senantiasa bermusik dalam band dan mengajaknya untuk bermain band bersama. Pada tahun 2004, ia memperoleh gelar gitaris terbaik di sebuah festival band di Purwakarta , Jawa Barat.
2005, di masa SMAnya , ia bertemu dengan sebuah mentor yang juga seorang Guru Musik disekolahnya. Pertemuan dengan mentornya ini membuat wawasannya lebih terbuka dalam bermusik dan mencoba mengevaluasi diri lebih dalam. Menciptakan 40 buah lagu di masa itu adalah salah 1 hasil dari evaluasi tersebut.
2010, di masa-masa kuliahnya ia mulai belajar fingerstyle akustik dengan menggunakan gitar akustik yang ia pinjam dari seorang teman perempuan yang sekarang sudah menjadi pendamping hidup resminya. Di saat itu pun dia sudah mulai aktif mengupload video-video karya fingerstyle originalnya ke media internet.
2011, terinspirasi oleh seorang seniman fingerstyle dari negeri Barat , Jon Gomm , ia mulai memadukan seni fingerstyle dengan seni olah vokal dan membetuk sebuah grup duo bernama "DnA" bersama Dinesia , seorang penyanyi yang ia kenal di sebuah manajemen musik di Bandung di awal perkuliahannya. Sampai sekarang ia masih aktif membagikan karya-karya original dan aransemen fingerstylenya bersama DnA dan juga kolaborasinya dengan seniman-seniman musik lain.



Update 26 Maret 2015

REQI RANGGA


Reqi Rangga - Seventh Strings Fingerstyle
Reqi Rangga - Seventh Strings Fingerstyle
Pemuda yang kerap disapa Reqi Rangga ini memulai petualangan pergitaran nya sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Secara kebetulan, saudara perempuan dari keluarga Ibunya merupakan pengajar dan penguji Classic Course di Yamaha Music School. Jadi sejak kecil, ia sudah mulai diajari dasar-dasar dalam bermain gitar klasik. Pada saat itu, ia juga sempat bergabung dalam mini concert yang diadakan oleh Yamaha di RRI. Gitar yang dipakai pun masih menggunakan Gitar Lele. Sayangnya masa-masa itu tidak berlangsung lama. Ia memutuskan untuk berhenti belajar dan bermain gitar karena gitar miliknya terjatuh dan neck nya patah. Sejak saat itu ia benar-benar vakum dari dunia pergitaran, layaknya seorang bocah yang menjadi rapuh karena mainan robot-robotan nya rusak.
Sampai akhirnya ketika ia sudah mulai duduk di bangku perkuliahan, ia melihat video seorang anak kecil bernama Sungha Jung memainkan gitar dengan lihainya, membuat ia secara spontan bernostalgia tentang masa kecilnya memainkan instrumen tersebut. Sejak saat itu, Reqi mulai tergugah untuk melanjutkan kembali petualangan pergitarannya. Pada saat itu, tekad yang kuat tidak diimbangi dengan modal yang dimiliki seorang mahasiswa dan dengan terpaksa ia membeli gitar steel string nya yang pertama di pinggir jalan raya. Dengan instrumen yang ala kadarnya seperti itu, ia mengulang dasar-dasar yang pernah ia pelajari dulu dan menerapkannya pada lagu-lagu Pop. Saat itulah ia menyadari kalau teknik yang ia mainkan adalah teknik Fingerstyle. Setelah beberapa lama, ia akhirnya mampu membeli gitar steel string yang lebih layak produkan dari Yamaha.
Tepat pada tahun 2009, ia mengupload video permainan gitar pertama nya di Youtube. Hal ini terus ia lakukan sampai sekarang dan ia sudah mengantongi 350.000 viewers. Pada Desember 2012, ia bergabung dengan IFGC yang akhirnya membesarkan namanya dengan secara aktif mewakili IFGC regional Jabodetabek bersama dengan koordinator lainnya. Lagu demi lagu dipelajarinya, gathering demi gathering diikutinya, panggung demi panggung dijamahinya, hanya sebuah komposisi original yang belum sempat diraihnya. Sampai hadirnya projek Seventh String ini, ia akhirnya membuat komposisi originalnya sendiri hanya untuk projek yang sangat istimewa ini.



Update 02 April 2015


Nukie Nugroho - Seventh Strings Fingerstyle
Nukie Nugroho - Seventh Strings Fingerstyle
Diracunin gitar oleh kakaknya saat masih SD. Lagu – lagu dari Padi, Java Jive, Tere yang ia temukan di sebuah buku berisikan chord gitar mengiringi perjalanannya mengeksplor musik saat itu. Mempunyai ibu yang gemar bermain piano sembari bernyanyi secara tidak langsung telah menatar kupingnya sejak dini. Melihat teman sebaya saat SD sudah lihai bermain gitar mintalah ia gitar kepada Father.
Punya gitar, ia lalu berguru ke Adi Rahmat. Seseorang yang sungguh khas petikannya. Beberapa tahun belajar dengan Adi Rahmat, lalu berlanjut ke Rachmat Kusnadi. Di beberapa kesempatan ia kedapatan belajar dengan sesepuh di institusi tersebut, yakni pak Rully Boediono.
Menemukan beragam musik serta teman – teman yang membuka wawasan tentang musik sepanjang sejak SD hingga kuliah. ( versi lengkap di facebook yaa! xD)
Selesai kuliah kini ia menyibukkan diri dengan kegiatan seputar musik. Mengembangkan sebuah komunitas fingerstyle, menjadi bassist untuk Resonansi, kerap kali membantu Alif dan Simo Gonzalo ngebass dengan grup bernama The Nomads, dan juga bersama Agung & friends. Ia juga mengajar gitar klasik di @kita_anaknegeri Depok & WHMA bintaro. Sembari mengembangkan usaha home recordingnya di sebuah studio unyu pinky pinky di Kuricang 18.



Update 05 April 2015

RENDA PANGESTU


Renda Pangestu - Seventh Strings Fingerstyle

Pemuda kelahiran Kutai Kertanegara ini mengawali bermain gitar sejak kelas 1 smp secara otodidak, lagu pertama yang di sukses di pelajari nya adalah "Ada Apa Denganmu" - Peterpan. Lalu di masa kelas 1 sma ia bertemu dengan seorang pemain blues dan mulai mempelajari lagu-lagu bergenre rock , blues dan juga classic rock, Seperti karya-karya dari Yngwie Malmsten, Steve Vai & Joe Satriani.
Ia sempat berhenti main gitar selama kurang lebih 1 tahun dan menjual semua gitar di masa-masa kenaikan kelasnya ke kelas 3 SMA dan mendalami olahraga anggar.

Namun pada suatu saat ia melihat seorang temannya bermain musik blues menggunakan gitar akustik, semenjak itu keinginannya untuk bermain gitar mulai tumbuh kembali dan ia pun mulai mendalami dunia gitar lagi. Tak lama setelah memutuskan untuk kembali bermain gitar ia membentuk sebuah band akustik, diamana ia mengisisi posisi gitar akustik tentunya.
Di suatu hari ia membuka situs streaming video terkenal, Youtube, dan tak sengaja melihat seorang kakek berambut putih bermain gitar akustik, memainkan blues dengan tempo rock n roll secara solo , dan juga memainkan suatu lick melody di dalam permainannya. Namanya adalah Tommy Emmanuel . Semenjak inilah Renda mulai belajar banyak tentang bermain gitar fingerstyle sebagaimana Tommy bermain.

Pada akhirnya ia pun memutuskan untuk bersolo karir dan suatu hari ia mencoba untuk tampil secara solo untuk pertama kalinya, namun respon penonton waktu itu kurang meriah. "mungkin karena saya bermain instrumental saja, dan tidak nyanyi" , Renda menuturkan.
Kecewa dengan respon masyrakat lokal yang sangat kurang terhadap musik yang seperti ini, akhirnya ia memutuskan pergi merantau ke Bali dengan modal nekat saja dan mecoba peruntungan untuk tampil di depan Tourist-tourist internasional yang memang banyak berkeliaran di sana.

Akhirnya Renda memutuskan untuk terus berjuang dalam karirnya sebagai "Gitaris Fingerstyle Solo" di Bali , dan sampai sekarang telah banyak mengisi Gig di Pub-pub , cafe, maupun restoran di Bali.



Bersambung...

Post a Comment for "SEVENTH STRING SONORITY Indonesian Fingerstyle Album Compilation 2015 Project Independent Fingerstyle Indonesia"

Advertisement:

Advertisement:

Advertisement:

Advertisement:

Advertisement: